Cinta? Kamu kah itu?”.
“Ya, kenapa din?”.
“Ada yang cariin kamu?”.
“Siapa din?”.
“Gak tau tuh”.
“Mas andre rupanya, silahkan masuk”.
“Mau minum apa mas andre?”.
“gak usah repot-repot jelek”.
“kok kamu nyebelin?” Panggil jelek lagi
Pada suatu ketika masa itu teringat lagi dalam benakku, cintaku pada pertemuan di malam keakraban program studiku di wisma dulu. Aku masih mengingat hal-hal yang terindah saat bersamanya. Bunga yang sering dia kasihkan ke aku ialah bunga mawar putih yang melambangkan kesucian cintanya. Hal itu, masih kurasakan sampai sekarang mawar putih itu seakan keluarga dalam kehidupanku. Awalnya pangeranku itu hanya memberi sepucuk mawar putih yang cepat layu yang dibungkus, tetapi mawar yang diberi sekarang sangat bernilai bagiku. Disaat aku tak selalu bersamanya mawar yang selalu hadir memberi aroma kesejukan di pagi hariku membuatku semakin terlalu dalam mencintainya.
“Cinta, Bangun” ujar dinda.
“Apaan dinda?” ujarku.
“Kamu gak berangkat kampus?”
“Udah jam berapa ini?”
“Ya din”
“Aku bareng sama pangeranku?”
“Cie-cie, enak bener ada pacar yang setia dan sayang buanget sama kamu ya” ujar dinda.
“Sayang, aku masuk kelas dulu ya”. Andre pun meninggalkanku dia juga bergegas masuk kelasnya karena sudah telat berapa menit.
Setelah selesai kuliah aku pun bertemu lagi dengan pangeranku, tapi kali ini aku iri karena dia sering didekatin cewek-cewek, maklum juga pangeranku ini selain ganteng dia juga aktif dalam berorganisasi di kampus. Pada saat yang tidak tepat, aku merasa aneh dengan sifat kekasihku itu. Dalam FBnya pernah aku dapatkan stat yang tulisannya
"Dia masih inget kamu dinda wkwk. .”.
Duniaku seakan dipenuhi hamparan pohon pohon pinus yang harus aku lewati. Andre ini terkenal seseorang yang friendly sama orang lain maka awalnya aku biasa-biasa aja dengan stat tersebut karena aku tahu mungkin stat tersebut hanya utk temannya yang hanya iseng-iseng aja. Akan tetapi, hal lain yang aku temui berbeda dari sebelumnya Andre sering melamun entah apa yang ada di pikirannya.
Setelah Andre banyak cerita sama aku tentang mantannya, mantannya yang bernama Nova akan kuliah di Yogya juga tahun depan. Sekarang, aku merasa takut, takut akan kehilangan cinta sejatiku. Meskipun Andre menyanyangiku sepenuh hati, tetapi baginya mantan juga termasuk hal yang terindah dalam kehidupannya.
“Sayang, kamu dimana?” ujar Andre.
“aku kangen”.
“Aku di kos sayangku, aku juga kangen beiby sayangku”.
“hemm, aku jemput kamu ya sekarang kita jalan”, Ujar Andre.
“tenang aja sayang, malam ini kan malam minggu kosmu kan tutup jam setengah 10 sayangku”.
“sekarang kan baru jam setengah 7 sayang”.
“iya sayang ganteng” ujarku.
“pokoknya aku menurut aja”.
“asalkan kamu jangan telat pulangin aku ke kosnya, hehehe”.
Setelah selesai telponan sama kekasihku, dia pun langsung menjemputku dan mengajakku ke tempat tongkrongan yang tidak terlalu begitu jauh juga, yaitu trotoar alun - alun sambil menikmati makan malam di empearn. Sebelumnya juga aku sudah meminta temanku yang imut yang bernama dinda untuk membukakan pintu gerbang apabila entar sudah di tutup.
Setelah aku dan andre sudah sampai tempat tujuan, kami pun bercanda bareng lagi, tidak lupa dengan kata-kata puitis yang selalu hadir di saat kami senang maupun susah. Andre ini terkenal cowok yang humoris meskipun tampilannya sederhana, tapi dunianya penuh dengan sejuta impian dan harapan.
Malam telah berlarut, waktu sudah meunjukkan pukul 21.00 WIB. Aku dan Andre pun bergegas untuk pulang, disaat tengah perjalanan hujan pun datang membasahi tubuh kami berdua.
“Sayang, sekarang kan masih hujan” ujar andre.
“iya sayangku, memang kenapa?” ujarku.
“Aku takut hujan sayang” ujar andre.
“kok bisa sayangku?” ujarku.
“Karena dikala waktu hujan datang, aku tak mau cinta kita terhapus seperti tulisan itu sayang? Tulisan yang ada di tembok, meskipun catnya tidak sebagus cat lain yang bermerk tetapi bernilai dan yang dibasahi air hujan lambat launnya tulisannya akan hilang”.
“Sama halnya dengan cinta kita sayang” ujar andre.
“meskipun cintaku ke kamu sederhana, aku tak mau kita terpisahkan” ujar andre.
“iya beiby, Kamu ini gombal terus ya” ujarku
Pada waktu UAS telah selesai, aku tidak segera pulang ke kampung halamanku dan hari-hari ku selama dua minggu sudah kujalani dengan kekasihku. Aku tahu dia sedih tahun ini libur semester dia tidak pulang ke kampung halamannya karena kekasihku berpikir akan banyak biaya yang akan dikeluarkan. Setiap harinya aku sering jalan-jalan sama kekasihku ke pusat keramaian kota Yogyakarta (Malioboro). Adapun juga setelah kami pergi dari tempat tersebut kekasihku sering mengajakku ke toko bunga. Terkadang walaupun tidak sempat membelinya karena keterbatasan uang juga, dia sering menjadikan aku sebagai objek fhotografernya.
Seiring waktu berjalan, duniaku bagaikan disambut aroma harum bunga mawar putih di pagi hari, semakin hari semakin membuktikan rasa kasih sayangnya padaku. Terkadang sulit bagiku memahami arti sosok kekasihku ini dia bagaikan misterius,
“Oh, kasih”.
“hadiahmu yang pertama sangat berkesan bagiku”.
“Takkan mampu aku membuangnya, bahkan merusaknya sekalipun”.
Aku sesaat termenung memikirkannya. Hari berlalu, cerita baru pun datang. Pada tahun 2014, tibalah saatnya yang mencemaskan hatiku gugup, gemetar, bahkan aku susah tidur memikirkan sosok kekasihku ini. Nova, akhirnya dia mendaftarkan diri juga sebagai mahasiswa UAD dengan prodi Akuntansi. Pada suatu ketika, tidak kusangka kami dipertemukan di tempat yang tidak asing lagi yaitu di toko Bunga. Pada waktu itu aku bersama kekasihku,
“Hay ndre” ujarnya.
“Iya, kayak kenal” ujar andre.
“aku hanya cemberut seakan cuek”.
“Aku Nova, masa kamu udah lupa” ujarnya.
“Oh yaa yaa, kamu beneran rupanya mau kuliah disini juga” ujar andre.
“Tambah ganteng ya kamu” ujarnya.
“aku pun langsung cemburu dan aku cubit kekasihku dan aku meminta dipulangkan”.
“Udah dulu ya nova, aku pulang dulu” ujar andre.
“iya andre, Hati-hati ya” ujarnya.
Tidak lupa juga aku memasang wajah cemberut dengan si Nova mantan kekasihku tersebut.
Sesampainya di rumah aku langsung memarahi kekasihku tersebut. Aku meminta dengannya pilih aku atau dia waktu kamu satu minggu. Tidak pernah kurasakan hal ini sebelumnya, biasanya aku pacaran hanya biasa saja tapi entah pikiran alam mana yang memasukiku ini hingga aku tergila gila dengannya. Andre pun bingung semakin hari waktu semakin dekat, dia tak mampu menentukan aku atau Nova yang pantas jadi kekasihnya. Sudut pandang lain mengatakan Nova ialah mantan terindah yang pernah ia miliki, tetapi mantannya tersebut meninggalkan karena tidak sanggup dengan hubungan jarak jauh sedangkan Andre tersebut sangat sayang padanya di waktu dulu. Melalui sudut pandang dariku, dia mengatakan sosok wanita yang penuhi hari-harinya dengan canda tawa, melalui diriku andre mengatakan mampu membuatnya mengerti tentang perasaan wanita. Andre yang dulunya menyukai mawar merah, akan tetapi sosok diriku yang telah masuk dalam dunianya mampu mengubahnya yang awalnya dia memilih mawar merah sebagai dirinya, darah yang berarti dirinya telah disakiti dan terus disakiti. Meskipun demikian setelah Andre menemukan mawar putih, duri yang pernah tertanam dalam jiwanya kini hilang.
Andre mendatangi mantan keaksihnya tersebut dan menjelaskan hal yang sebenarnya tentang perasaannya sekarang. Andre meminta maaf tidak bisa mencintai Nova tersebut. Pada hari terakhir, penentuan bagaimana jawaban dari kekasihku tersebut. Malam harinya, Andre bergegas ke kosku dan mengajakku ke tempat yang belum pernah kami datangi, tempat tersebut tepatnya sebuah restoran yang penuh dihiasi dengan bunga. Pada kronologisnya restoran itu hanya ditemani lampu-lampu yang tidak begitu terang. Aku disuruh berdiri sejenak dan pada saat itu juga Andre hilang dari pandanganku. Aku bingung, hanya penunjuk arah terlihat olehku di sebelah pintu. Aku pun bergegas mengikuti penunjuk arah tersebut, penunjuk arahnya memang benar-benar romantis, lukisan dengan berbagai bunga yang kami ambil bersama di toko bunga maupun di pinggiran jalanan. Saat petunjuk terakhir aku ikuti,
“Sayang”, ujarnya.
“Apa sayang?”, ujarku.
“sekarang aku punya dua pilihan”, ujarnya.
“apa itu sayangku?” ujarku.
“kamu berdiri di dekat photo bunga itu sayang”,
“1. kalau aku photo mawar putih itu? Aku gak pilih kamu sayang”,
“2. Tapi kalau aku photo kamu sayang, kamu lah bunga mawar putih cintaku”,
“silahkan sayangku” ujarku.
ternyata lensanya diarahkan kearah bunga mawar,disitu hatiku mulai gundah gulana namun dia belum menekan tombol kameranya,setelah ak tunggu beberapa saat dan...
“jepret, photo tersebut mengarahku”.dan hatiku terasa amat lega.
Andre ialah sosok orang yang mempunyai sejuta impian dan harapan bagiku, aku tidak akan menyiakan kasih sayangnya kepadaku, mawar putih cintanya ialah aku.
“Ya, kenapa din?”.
“Ada yang cariin kamu?”.
“Siapa din?”.
“Gak tau tuh”.
“Mas andre rupanya, silahkan masuk”.
“Mau minum apa mas andre?”.
“gak usah repot-repot jelek”.
“kok kamu nyebelin?” Panggil jelek lagi
Pada suatu ketika masa itu teringat lagi dalam benakku, cintaku pada pertemuan di malam keakraban program studiku di wisma dulu. Aku masih mengingat hal-hal yang terindah saat bersamanya. Bunga yang sering dia kasihkan ke aku ialah bunga mawar putih yang melambangkan kesucian cintanya. Hal itu, masih kurasakan sampai sekarang mawar putih itu seakan keluarga dalam kehidupanku. Awalnya pangeranku itu hanya memberi sepucuk mawar putih yang cepat layu yang dibungkus, tetapi mawar yang diberi sekarang sangat bernilai bagiku. Disaat aku tak selalu bersamanya mawar yang selalu hadir memberi aroma kesejukan di pagi hariku membuatku semakin terlalu dalam mencintainya.
“Cinta, Bangun” ujar dinda.
“Apaan dinda?” ujarku.
“Kamu gak berangkat kampus?”
“Udah jam berapa ini?”
“Ya din”
“Aku bareng sama pangeranku?”
“Cie-cie, enak bener ada pacar yang setia dan sayang buanget sama kamu ya” ujar dinda.
“Sayang, aku masuk kelas dulu ya”. Andre pun meninggalkanku dia juga bergegas masuk kelasnya karena sudah telat berapa menit.
Setelah selesai kuliah aku pun bertemu lagi dengan pangeranku, tapi kali ini aku iri karena dia sering didekatin cewek-cewek, maklum juga pangeranku ini selain ganteng dia juga aktif dalam berorganisasi di kampus. Pada saat yang tidak tepat, aku merasa aneh dengan sifat kekasihku itu. Dalam FBnya pernah aku dapatkan stat yang tulisannya
"Dia masih inget kamu dinda wkwk. .”.
Duniaku seakan dipenuhi hamparan pohon pohon pinus yang harus aku lewati. Andre ini terkenal seseorang yang friendly sama orang lain maka awalnya aku biasa-biasa aja dengan stat tersebut karena aku tahu mungkin stat tersebut hanya utk temannya yang hanya iseng-iseng aja. Akan tetapi, hal lain yang aku temui berbeda dari sebelumnya Andre sering melamun entah apa yang ada di pikirannya.
Setelah Andre banyak cerita sama aku tentang mantannya, mantannya yang bernama Nova akan kuliah di Yogya juga tahun depan. Sekarang, aku merasa takut, takut akan kehilangan cinta sejatiku. Meskipun Andre menyanyangiku sepenuh hati, tetapi baginya mantan juga termasuk hal yang terindah dalam kehidupannya.
“Sayang, kamu dimana?” ujar Andre.
“aku kangen”.
“Aku di kos sayangku, aku juga kangen beiby sayangku”.
“hemm, aku jemput kamu ya sekarang kita jalan”, Ujar Andre.
“tenang aja sayang, malam ini kan malam minggu kosmu kan tutup jam setengah 10 sayangku”.
“sekarang kan baru jam setengah 7 sayang”.
“iya sayang ganteng” ujarku.
“pokoknya aku menurut aja”.
“asalkan kamu jangan telat pulangin aku ke kosnya, hehehe”.
Setelah selesai telponan sama kekasihku, dia pun langsung menjemputku dan mengajakku ke tempat tongkrongan yang tidak terlalu begitu jauh juga, yaitu trotoar alun - alun sambil menikmati makan malam di empearn. Sebelumnya juga aku sudah meminta temanku yang imut yang bernama dinda untuk membukakan pintu gerbang apabila entar sudah di tutup.
Setelah aku dan andre sudah sampai tempat tujuan, kami pun bercanda bareng lagi, tidak lupa dengan kata-kata puitis yang selalu hadir di saat kami senang maupun susah. Andre ini terkenal cowok yang humoris meskipun tampilannya sederhana, tapi dunianya penuh dengan sejuta impian dan harapan.
Malam telah berlarut, waktu sudah meunjukkan pukul 21.00 WIB. Aku dan Andre pun bergegas untuk pulang, disaat tengah perjalanan hujan pun datang membasahi tubuh kami berdua.
“Sayang, sekarang kan masih hujan” ujar andre.
“iya sayangku, memang kenapa?” ujarku.
“Aku takut hujan sayang” ujar andre.
“kok bisa sayangku?” ujarku.
“Karena dikala waktu hujan datang, aku tak mau cinta kita terhapus seperti tulisan itu sayang? Tulisan yang ada di tembok, meskipun catnya tidak sebagus cat lain yang bermerk tetapi bernilai dan yang dibasahi air hujan lambat launnya tulisannya akan hilang”.
“Sama halnya dengan cinta kita sayang” ujar andre.
“meskipun cintaku ke kamu sederhana, aku tak mau kita terpisahkan” ujar andre.
“iya beiby, Kamu ini gombal terus ya” ujarku
Pada waktu UAS telah selesai, aku tidak segera pulang ke kampung halamanku dan hari-hari ku selama dua minggu sudah kujalani dengan kekasihku. Aku tahu dia sedih tahun ini libur semester dia tidak pulang ke kampung halamannya karena kekasihku berpikir akan banyak biaya yang akan dikeluarkan. Setiap harinya aku sering jalan-jalan sama kekasihku ke pusat keramaian kota Yogyakarta (Malioboro). Adapun juga setelah kami pergi dari tempat tersebut kekasihku sering mengajakku ke toko bunga. Terkadang walaupun tidak sempat membelinya karena keterbatasan uang juga, dia sering menjadikan aku sebagai objek fhotografernya.
Seiring waktu berjalan, duniaku bagaikan disambut aroma harum bunga mawar putih di pagi hari, semakin hari semakin membuktikan rasa kasih sayangnya padaku. Terkadang sulit bagiku memahami arti sosok kekasihku ini dia bagaikan misterius,
“Oh, kasih”.
“hadiahmu yang pertama sangat berkesan bagiku”.
“Takkan mampu aku membuangnya, bahkan merusaknya sekalipun”.
Aku sesaat termenung memikirkannya. Hari berlalu, cerita baru pun datang. Pada tahun 2014, tibalah saatnya yang mencemaskan hatiku gugup, gemetar, bahkan aku susah tidur memikirkan sosok kekasihku ini. Nova, akhirnya dia mendaftarkan diri juga sebagai mahasiswa UAD dengan prodi Akuntansi. Pada suatu ketika, tidak kusangka kami dipertemukan di tempat yang tidak asing lagi yaitu di toko Bunga. Pada waktu itu aku bersama kekasihku,
“Hay ndre” ujarnya.
“Iya, kayak kenal” ujar andre.
“aku hanya cemberut seakan cuek”.
“Aku Nova, masa kamu udah lupa” ujarnya.
“Oh yaa yaa, kamu beneran rupanya mau kuliah disini juga” ujar andre.
“Tambah ganteng ya kamu” ujarnya.
“aku pun langsung cemburu dan aku cubit kekasihku dan aku meminta dipulangkan”.
“Udah dulu ya nova, aku pulang dulu” ujar andre.
“iya andre, Hati-hati ya” ujarnya.
Tidak lupa juga aku memasang wajah cemberut dengan si Nova mantan kekasihku tersebut.
Sesampainya di rumah aku langsung memarahi kekasihku tersebut. Aku meminta dengannya pilih aku atau dia waktu kamu satu minggu. Tidak pernah kurasakan hal ini sebelumnya, biasanya aku pacaran hanya biasa saja tapi entah pikiran alam mana yang memasukiku ini hingga aku tergila gila dengannya. Andre pun bingung semakin hari waktu semakin dekat, dia tak mampu menentukan aku atau Nova yang pantas jadi kekasihnya. Sudut pandang lain mengatakan Nova ialah mantan terindah yang pernah ia miliki, tetapi mantannya tersebut meninggalkan karena tidak sanggup dengan hubungan jarak jauh sedangkan Andre tersebut sangat sayang padanya di waktu dulu. Melalui sudut pandang dariku, dia mengatakan sosok wanita yang penuhi hari-harinya dengan canda tawa, melalui diriku andre mengatakan mampu membuatnya mengerti tentang perasaan wanita. Andre yang dulunya menyukai mawar merah, akan tetapi sosok diriku yang telah masuk dalam dunianya mampu mengubahnya yang awalnya dia memilih mawar merah sebagai dirinya, darah yang berarti dirinya telah disakiti dan terus disakiti. Meskipun demikian setelah Andre menemukan mawar putih, duri yang pernah tertanam dalam jiwanya kini hilang.
Andre mendatangi mantan keaksihnya tersebut dan menjelaskan hal yang sebenarnya tentang perasaannya sekarang. Andre meminta maaf tidak bisa mencintai Nova tersebut. Pada hari terakhir, penentuan bagaimana jawaban dari kekasihku tersebut. Malam harinya, Andre bergegas ke kosku dan mengajakku ke tempat yang belum pernah kami datangi, tempat tersebut tepatnya sebuah restoran yang penuh dihiasi dengan bunga. Pada kronologisnya restoran itu hanya ditemani lampu-lampu yang tidak begitu terang. Aku disuruh berdiri sejenak dan pada saat itu juga Andre hilang dari pandanganku. Aku bingung, hanya penunjuk arah terlihat olehku di sebelah pintu. Aku pun bergegas mengikuti penunjuk arah tersebut, penunjuk arahnya memang benar-benar romantis, lukisan dengan berbagai bunga yang kami ambil bersama di toko bunga maupun di pinggiran jalanan. Saat petunjuk terakhir aku ikuti,
“Sayang”, ujarnya.
“Apa sayang?”, ujarku.
“sekarang aku punya dua pilihan”, ujarnya.
“apa itu sayangku?” ujarku.
“kamu berdiri di dekat photo bunga itu sayang”,
“1. kalau aku photo mawar putih itu? Aku gak pilih kamu sayang”,
“2. Tapi kalau aku photo kamu sayang, kamu lah bunga mawar putih cintaku”,
“silahkan sayangku” ujarku.
ternyata lensanya diarahkan kearah bunga mawar,disitu hatiku mulai gundah gulana namun dia belum menekan tombol kameranya,setelah ak tunggu beberapa saat dan...
“jepret, photo tersebut mengarahku”.dan hatiku terasa amat lega.
Andre ialah sosok orang yang mempunyai sejuta impian dan harapan bagiku, aku tidak akan menyiakan kasih sayangnya kepadaku, mawar putih cintanya ialah aku.